JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 2 Desember 2021, musisi jazz Idang Rasjidi dikabarkan menjalani tindakan amputasi.
Menurut keterangan salah satu kerabatnya, Jilly Likumahuwa, tindakan amputasi tim medis Rumah Sakit Azka Bogor karena penyakit yang diidap Idang Rasjidi.
Walau begitu, Jilly Likumahuwa tidak mengungkapkan bagian tubuh mana yang harus diamputasi.
Namun, Idang Rasjidi mengembuskan napas terakhirnya di RS Azra Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, (4/12/2021) pukul 23.35 WIB.
Kabar duka tersebut disampaikan sang putra, Shadu Rasjidi, melalui unggahan akun Instagram miliknya.
Baca juga: Idang Rasjidi Meninggal Dunia karena Gagal Jantung dan Ginjal
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah meninggal dunia Ayahanda kami tercinta Chaidar Idang Rasjidi, pukul 23.35 di RS Azra Bogor," tulis Shadu seperti dikutip Kompas.com dari akun @shadu_rasjidi, Minggu
"Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau semasa hidup dan mohon doa agar mendapatkan tempat yang terbaik disisi Allah. Amin..," lanjut Shadu.
Pada Minggu, sekitar pukul 10.48 WIB, rombongan keluarga dan jenazah Idang Rasjidi datang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Liang lahat sebagai tempat peristirahatan terakhir Idang Rasjidi telah disiapkan dan jenazah langsung diturunkan dari ambulans oleh keluarga yang dominan menggunakan pakaian hitam.
Meski hujan turun dengan deras di TPU Kampung Kandung, prosesi pemakaman berjalan dengan khidmat dan sakral.
Baca juga: Duka Para Musisi Atas Meninggalnya Idang Rasjidi, Armand Maulana hingga Tompi
Meski sesekali mengusap air mata, keluarga tampak tegar mengantarkan Idang Rasjidi ke peristirahatan terakhir.
Proses pemakaman ditutup dengan taburan bunga dan siraman air mawar ke atas makan Idang Rasjidi.
Seusai pemakaman, Shadu Rasjidi menjelaskan kepada awak media mengenai penyakit yang diidap ayahnya.
Baca juga: Cara Terdaftar Jadi Penerima Dana PIP, Siswa SD-SMA Ikuti Langkah Ini
Shadu mengatakan, penyebab Idang Rasjidi meninggal dunia karena musisi jazz tersebut mengalami gagal jantung dan ginjal.
"Kami rawat beliau, akhirnya terakhir gagal jantung. Jadi, sudah gagal ginjal, gagal jantung. Terakhir kita ambil keputusan berat harus pasang kateter," ungkap Shadu.